10 Metrik Six Sigma yang Umum Digunakan dan Cara Menghitungnya

Banyak bisnis manufaktur menggunakan metrik six sigma. Metrik ini dapat membantu bisnis meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas produk mereka. Mempelajari berbagai metrik six sigma dapat membantu Anda menggunakannya dengan tim Anda.

Pada artikel ini, kami membahas definisi metriksix sigma, menyediakan berbagai kegunaannya, dan menjelaskan 10 metrik umum six sigma.

Apa itu metrik six sigma?

Metrik six sigma adalah seperangkat pengukuran umum yang dapat Anda gunakan untuk melacak kualitas proses. Mereka berasal dari industri manufaktur, dan bisnis sering menggunakannya bersama dengan proses lean manufacturing untuk meningkatkan efisiensi bisnis.

Misalnya, salah satu cara umum untuk mengukur kualitas proses adalah dengan menghitung tingkat cacat, yang merupakan jumlah unit cacat di seluruh proses produksi.

Bagaimana Anda menggunakan metrik six sigma?

Berikut adalah daftar cara umum bisnis menggunakan metrik enam sigma, bersama dengan deskripsi setiap penggunaan:

  • Meningkatkan efisiensi: Metrik six sigma dapat meningkatkan efisiensi proses dalam berbagai cara, seperti dengan menurunkan tingkat kerusakan, mengurangi waktu siklus, dan mengurangi pemborosan.
  • Pembandingan: Bisnis dapat menggunakan metrik six sigma untuk membandingkan efisiensi proses mereka terhadap orang lain di industri mereka.
  • Peringkat: Bisnis dapat menggunakan metrik six sigma untuk menentukan peringkat proses mereka menurut mana yang paling membutuhkan perbaikan.
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan: Proses yang memberikan pengalaman pelanggan yang baik seringkali memiliki tingkat kerusakan yang rendah dan waktu siklus yang rendah, tetapi proses tersebut juga memiliki karakteristik lain, seperti menarik secara visual dan mudah digunakan.

10 metrik six sigma

Berikut adalah daftar metrik six sigma yang umum, dengan penjelasan masing-masing metrik:

1. Tingkat cacat

Cacat terjadi dalam proses produksi ketika bisnis tidak secara efektif memproduksi unit produk. Anda dapat menghitung tingkat cacat dengan membagi jumlah cacat dengan total unit yang Anda produksi dalam suatu periode.

Misalnya, jika sebuah perusahaan memproduksi 100.000 unit selama periode dua bulan dan memiliki lima cacat, Anda dapat menghitung tingkat cacat dengan membagi lima dengan 100.000, yang sama dengan 0,01%.

2. Process cycle time

Process cycle time mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan suatu produk untuk melalui proses produksi. Anda dapat menghitung metrik ini dengan menjumlahkan total waktu produksi untuk setiap produk dan membagi angka tersebut dengan jumlah total produk.

Misalnya, Anda memiliki tiga produk dan yang pertama membutuhkan rata-rata lima hari untuk diproduksi, yang kedua membutuhkan rata-rata empat hari untuk diproduksi dan yang ketiga membutuhkan rata-rata tiga hari untuk diproduksi. Anda kemudian akan menambahkan jumlah hari rata-rata bersama-sama dan membagi angka itu dengan tiga, yang sama dengan waktu siklus proses empat hari.

3. Lead time

Lead time mengacu pada jumlah waktu antara saat pelanggan melakukan pemesanan dan tanggal bisnis mengirimkannya kepada pelanggan. Anda dapat menghitung waktu tunggu dengan mengurangkan tanggal pengiriman dari tanggal pelanggan melakukan pemesanan. Misalnya, jika pelanggan melakukan pemesanan pada 10 Juli dan Anda mengirimkan produk pada 15 Juli, waktu tunggunya adalah lima hari.

4. Pengukuran proses

Pengukuran proses mengacu pada presisi yang Anda gunakan untuk mengukur input ke dalam proses Anda. Misalnya, jika Anda membuat produk yang mengharuskan Anda mengukur beberapa bahan, maka penting bagi bisnis untuk mengukur bahan-bahan ini dengan tingkat presisi yang tinggi.

5. Kemampuan proses

Kemampuan proses mengacu pada seberapa banyak variasi yang dapat Anda toleransi dalam proses produksi Anda sebelum terjadi penurunan kualitas produk. Anda dapat menghitung kemampuan proses dengan menggunakan batas spesifikasi atas.

Batas spesifikasi atas adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai pengukuran saat masih dapat diterima oleh pelanggan. Jika proses Anda stabil, mungkin variasi kualitas produksinya rendah.

Berikut adalah artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca:

6. Rolled throughput yield

Rolled throughput yield mengacu pada kemampuan Anda untuk menghasilkan produk dengan menyatukan semua input secara efektif dan efisien dalam proses Anda.

Anda dapat menghitung rolled throughput yield dengan membagi total hasil produksi dengan total input. Anda dapat menghitung total throughput dengan mengalikan rata-rata output harian dengan jumlah hari dalam satu periode.

Misalnya, jika sebuah perusahaan memproduksi 100 unit per hari dan memiliki tingkat hasil 80%, maka throughput sama dengan 36.500 unit per tahun.

7. X-bar

X-bar mengacu pada jumlah rata-rata cacat per unit yang Anda produksi dalam suatu periode. Anda dapat menghitung metrik ini dengan menambahkan jumlah total cacat selama satu periode dan membaginya dengan total unit yang Anda produksi. Misalnya, jika ada 25 cacat di 100 unit, maka X-bar dan sigma Anda adalah 2,5.

8. Utilization

Utilisasi mengacu pada persentase waktu dimana suatu proses dapat beroperasi pada kapasitas penuhnya. Anda dapat menghitung utilisasi dengan membagi total waktu kapasitas penuh proses dengan jumlah total waktu operasional bisnis. Misalnya, jika sebuah mesin beroperasi lima hari dari 30 hari sebulan, utilisasi mesin itu adalah 16,6%.

9. Kontrol bahan

Kontrol material atau bahan mengacu pada jumlah material yang terbuang atau rusak yang Anda hasilkan selama siklus proses. Anda dapat menghitung kontrol material dengan membagi jumlah total limbah dengan jumlah material yang Anda gunakan dalam satu periode. Misalnya, jika suatu bisnis menghasilkan 10 unit produk tetapi salah satu produk tersebut rusak, maka jumlah pemborosan adalah 10%.

10. Cpk

Cpk mengacu pada kemampuan Anda untuk mengurangi variasi dalam suatu proses. Proses yang berkinerja lebih baik memiliki Cpk yang lebih rendah. Anda dapat menghitung Cpk dengan membagi X-bar dengan standar deviasi dari data cacat. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki proses dengan X-bar dua dan standar deviasi 0,5, Cpk-nya adalah = 4.

Kesimpulan

Itulah sepuluh metrik six sigma dan cara mengukurnya dalam sebuah bisnis. Dalam mengukur sebuah proses, six sigma merupakan hal terpenting untuk memastikan proses dalam bisnis manufaktur Anda berjalan dengan lancar dan terpantau setiap detailnya.

Jika Anda ingin artikel seperti ini ada di website perusahaan Anda? Atau sedang mencari jasa penulis artikel? Hubungi kami melalui tautan ini.