Sinopsis Lengkap semua Buku Fiersa Besari beserta Biografinya
Siapa Fiersa Besari?
Siapa yang tidak kenal Bung Fiersa Besari? Seorang penulis dan sekaligus musisi indie yang telah menghasilkan banyak lagu yang cukup populer di pasaran. Pemuda asal Bandung yang juga memiliki hobi mendaki gunung ini juga sukses menjadi penyayi dan penulis yang sukses di Indonesia. Terbukti dengan telah menelurkan banyak novel dan lagu ciptaanya telah menjadi sondtrack film terkenal di Indonesia contohnya film Imperfect.
Tidak hanya sebagai pendaki gunung, musisi, dan penulis. Fiersa Besari juga memiliki hobi videografi dan fotografi, yang semua karyanya bisa Anda lihat pada akun Instagram atau saluran Youtube-nya
Keseluruhan buku karya Fiersa Besari berhasil menjadi best seller di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Bung merupakan penulis yang sangat produktif dan memiliki pembaca setia yang selalu menunggu karya terbarunya.
Berikut adalah buku-buku karya Fiersa Besari yang mungkin bisa Anda baca
Garis Waktu (2016)
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu.
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.
Buku ini merangkum karya tulisan Fiersa Besari dari tahun 2012 sampai 2016, yang berisi rentetan cerita dan surat yang bertema curahan tentang pertemuan, kasmaran, kegalauan, keikhlasan pada kehilangan, dan juga kenangan.
Bagi Anda yang membaca buku ini, tidak hanya akan menemukan pesan pesan bertema percintaan saja, namun lebih luas dari itu, int tentang membangun hubungan antar individu, menikmati hidup dan beberapa pesan terkait yang mengena dalam kehidupan.
Konspirasi Alam Semesta (2017)
Seperti apakah warna cinta? Apakah merah muda mewakili rekahannya, ataukah kelabu mewakili pecahannya?
Sebuah buku yang mengisahkan perihal petualangan seorang pemuda bernama Juang Astrajingga yang berakhir pada wanita bernaama Ana Tidae.
Tidak hanya berkisah perihal cinta dua manusia, tetapi juga cinta terhadap ibu, keluarga, serta ibu pertiwi. Buku ini dilengkapi dengan sebuah cd album yang berisi 16 lagu yang juga hasil karyanya.
Berbeda dengan buku ‘Garis Waktu’, Buku Konspirasi Alam Semesta merupakan kesatuan cerita yang tersusun membentuk sebuah novel dan terbagi dalam beberapa bab yang diberi judul sesuai dengan judul-judul lagu yang terdapat pada album puisi tersebut.
Baca juga : 6 Teknik Relaksasi untuk Menenangkan Pikiran di Tengah Kesibukan Anda
Catatan Juang (2017)
Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya.
Tertanda,
Juang
Buku ini masih memuat kisah tentang Juang, lelaki yang menjadi tokoh utama dalam buku Konspirasi Alam Semesta. Memiliki kisah yang kaya, tentang impian, cita-cita, cinta, kondisi lingkungan, kondisi politik, kondisi media sosial beserta kondisi anak muda masa kini.
Memberi nasehat tanpa menggurui, itu yang bisa didapatkan pada novel Catatan Juang ini. Saat Anda membaca novel ini, Anda akan diajak berpikir kritis, apakah hidup ini hanya untuk popularitas, uang, atau semacamnya?
Kasuarina atau yang biasa dipanggil Suar menemukan sebuah buku bersampul merah yang terjatuh di tranportasi umum. Suar berusaha untuk menemukan kembali pemiliki buku tersebut, mencari tahu yang pada akhirnya membaca isinya Pada akhirnya isi buku bersampul merah tersebut mengubah hidup Suar.
Di akhir cerita Suar akhirnya bertemu dengan pemilik dari buku bersampul merah tersebut. Kisah Juang bisa juga kita temukan di novel sebelumnya ‘Konspirasi Alam Semesta’
Juang pada akhir kisah disini sudah tiada, benar seperti pepatah lama, bahwa tulisan yang kau tulis akan tetap terus mengalir, dibaca oleh siapa saja, walau kamu sudah tidak berada di dunia lagi.
Arah Langkah (2018)
Bulan April, tahun 2013, berawal dengan niat dan tujuan yang berbeda—salah satunya karena hati yang terluka, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerah-daerah di Indonesia. Lewat cara yang seru tapi menantang, mereka tidak hanya menyaksikan langsung keindahan negeri ini, mereka juga harus menghadapi pertarungan dengan kegelisahan yang dibawa masing-masing.
Arah Langkah bukan sekadar catatan perjalanan yang melukiskan keindahan alam, budaya, dan manusia lewat teks dan foto. Tetapi juga memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televisi. Meskipun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa ditemukan.
Buku ini merupakan buku ke-4 karya Fiersa Besari.
Berawal dari patah hati dan kegelisahan pemuda yang sering disapa “Bung”, dimana Ia memilih untuk meninggalkan kota kelahirannya dan mulai berkelana bersama kedua sahabatnya. Dengan niat dan tujuan yang berbeda, ketiga petualang itu memulai perjalanan dengan menyusuri daerah-daerah Indonesia.
Meski buku ini memiliki alur maju mundur yang terkadang membuat pembaca kebingungan, namun penulis mampu mendistorsi dengan menghadirkan beberapa foto sehingga pembaca dapat hanyut dalam petualangannya.
Buku ini mengajarkan bahwa berpetualang tidak selalu berkenaan dengan perjalanan dan keindahan. Cinta dan persahabatan pun selalu bisa ditemukan.
11:11 (2018)
Orang bilang, jodoh takkan ke mana. Aku rasa mereka keliru. Jodoh akan kemana-mana terlebih dahulu sebelum akhirnya menetap. Ketika waktunya telah tiba, ketika segala rasa sudah tidak bisa lagi dilawan, yang bisa kita lakukan hanyalah merangkul tanpa perlu banyak kompromi.
11:11 merupakan Albuk kedua karya Fiersa Besari yang berisikan 11 cerpen dengan 11 lagu yang mewakili isi masing-masing cerita tersebut. Tema cerita-cerita di buku ini memang sebagian besar romansa tapi dengan alur dan sudut pandang yang berbeda-beda membuat buku ini menarik sekali untuk dibaca!
Tapak Jejak (2019)
Bulan April, tahun 2013, berawal dengan niat dan tujuan yang berbeda, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerah-daerah di Indonesia. Meski akhirnya teman seperjalanan satu per satu memilih arah pulang, langkah yang sudah dijejakkan harus diteruskan.
Tapak Jejak akan melanjutkan perjalanan Arah Langkah, mengunjungi daerah-daerah di wilayah timur Indonesia, menelusuri keindahan alam, budaya, dan tradisi, menembus dinding kegelisahan akan makna keluarga dan rumah.
Namun, satu hal yang tidak akan pernah berubah bahwa sejauh apa pun kaki melangkah, hati kita akan selalu menemukan arah pulang menuju satu tempat yang paling tepat: rumah.
Buku terbaru karya Fiersa Besari ini merupakan lanjutan Arah Langkah. Di novel ini Bung mengunjungi daerah-daerah di wilayah timur Indonesia, Pulau Maluku dan Pulau Papua. Meskipun dua teman seperjalanannya telah memilih pulang, Bung tetap melanjutkan perjalanannya demi menelusuri keindahan alam, tradisi dan budaya di Indonesia Timur.
Selain perkampungan dan tempat wisata, Bung juga berhasil mengunjungi tempat bersejarah seperti tempat pengasingan Hatta di Banda Neira dan tempat pengasingan Pram di Pulau Buru. Novel ini kental dengan rasa nasionalismenya.
Novel ini juga memuat Kepingan Ingatan: kisah masa lalu keluarga Bung. Mulai dari ibunya menikah hingga Bung dewasa. Hadirnya kisah keluarga di tiap akhir Bab bisa menjadi penyejuk kerinduan serta sebuah kesempatan untuk mengenal Bung lebih dekat.
Banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dalam buku ini, salah duanya: Usaha dan sifat pantang menyerah mampu membuahkan hasil yang memuaskan serta ego berlebihan dapat melelahkan dan menyusahkan diri sendiri.
Baca juga : 20 Buku Motivasi Terbaik Sepanjang Masa untuk Menginspirasi Anda
Itulah semua buku karya Fiersa Besari yang berhasil menjadi best seller di berbagai toko buku baik online maupun offline. Fiersa Besari sendiri terkenal sebagai penulis yang mampu merangkai kata-kata bijak dan bermakna bersama pengalaman berpetualangan menjadi kombinasi karya tulis yang mudah dibaca untuk semua usia. Maka tidak heran jika setiap karya yang telah dia buat selalu ditunggu oleh para penggemarnya.