Cara Membuat Brand Story dan Tipsnya

Perusahaan menggunakan branding untuk membedakan diri mereka dari pesaing dan berinteraksi dengan pelanggan potensial. Sebuah merek dapat mencakup berbagai elemen, termasuk logo, pernyataan misi, dan brand story.

Jika Anda tertarik untuk mengembangkan citra merek yang dapat membantu Anda menarik dan mempertahankan pelanggan dari target pasar Anda, maka penting untuk membuat cerita merek. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu brand story dan mengapa hal itu penting, bagaimana cara menyusunnya, serta tips untuk membantu Anda menulis brand story Anda sendiri.

Apa yang dimaksud dengan brand story?

Brand story adalah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengomunikasikan tujuan mereka kepada pelanggan dengan menjelaskan asal-usul perusahaan.

Perusahaan sering kali memiliki brand story mereka di halaman “Tentang Kami” di situs web mereka, tetapi brand story dapat mengambil bentuk yang berbeda, seperti video atau infografis.

Brand story mengkomunikasikan informasi tentang merek yang digunakan perusahaan untuk menarik pelanggan pada misi perusahaan, tujuan bisnis, dan pada akhirnya, produknya. Biasanya, tim pemasaran membuat brand story sering kali dengan masukan dari pendiri atau tim kepemimpinan perusahaan.

Baca juga: Apa itu Brand Loyalty dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

Mengapa brand story itu penting?

Brand story adalah alat pemasaran yang unik karena menghubungkan produk dan layanan perusahaan dengan nilai-nilainya, yang dapat meningkatkan pengetahuan pelanggan tentang merek. Berikut adalah beberapa cara agar brand story dapat membantu melibatkan pelanggan:

Dapat memberi tahu pelanggan tentang perusahaan

Brand story dapat menjelaskan mengapa sebuah perusahaan menjual produk dan layanan yang mereka jual dengan menggambarkan asal-usul perusahaan tersebut. Informasi ini dapat memberi tahu pelanggan tentang berbagai produk dan layanan yang berbeda, bersama dengan sejarah perusahaan yang berkembang.

Seorang pelanggan mungkin memilih sebuah merek berdasarkan asal-usul atau pernyataan misinya. Misalnya, brand story untuk perusahaan sepatu dapat menggambarkan keinginan pendiri untuk mendukung kegiatan amal internasional, yang mendorong mereka untuk membuat program yang menyumbangkan sepatu kepada masyarakat yang kurang mampu.

Mempelajari tentang pendiri dan nilai-nilai yang mendorong perusahaan dapat membujuk seseorang untuk memilih merek tersebut.

Dapat terhubung dengan target audiens Anda

Brand story dapat menggambarkan perusahaan dengan menggunakan sifat-sifat yang dianggap menarik oleh target pelanggan, menciptakan ikatan antara konsumen dan merek.

Ketika pelanggan merasa bahwa produk dan layanan perusahaan ideal untuk mereka, mereka mungkin lebih cenderung memilih perusahaan tersebut daripada pesaing.

Sebagai contoh, tim pemasaran untuk jaringan toko perlengkapan olahraga luar ruangan dapat membuat story yang menggambarkan perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang sederhana dan penuh petualangan.

Pelanggan yang berbelanja perlengkapan olahraga luar ruangan mungkin memilih perusahaan tersebut jika mereka berhubungan dengan sifat-sifat tersebut. 

Baca juga: 6 Tahapan dalam Mengukur Brand Value dan Meningkatkannya

Hal ini dapat membedakan perusahaan di pasar yang sudah jenuh

Pasar jenuh adalah pasar di mana pelanggan memiliki banyak pilihan untuk produk dan layanan yang ingin mereka beli. Misalnya, di sebuah lingkungan dengan tiga salon rambut, tim pemasaran untuk setiap salon mungkin akan kesulitan untuk membuktikan bahwa salon mereka berbeda dari pilihan lainnya.

Brand story dapat memisahkan perusahaan dari perusahaan pesaing di pasar yang sama. Menjadi unik dapat meningkatkan pengenalan merek, yang dapat meningkatkan jumlah pelanggan baru.

Cara membuat brand story

brand story 2

Jika Anda seorang profesional di bidang pemasaran atau kepemimpinan, mempelajari cara membuat brand story dapat meningkatkan pendapatan perusahaan Anda. Berikut adalah enam langkah yang bisa Anda lakukan untuk membuat brand story bagi perusahaan:

1. Tentukan nilai merek

Langkah pertama untuk membuat brand story adalah mengidentifikasi nilai-nilai inti yang memotivasi pendiri perusahaan untuk menciptakan bisnis mereka.

Untuk menganalisis nilai-nilai ini, Anda dapat berkonsultasi dengan tim kepemimpinan, yang dapat memberi Anda akses ke buku panduan karyawan terdahulu dan materi lainnya.

Jika perusahaan masih relatif muda, Anda juga dapat mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam membangun perusahaan. Setelah Anda selesai melakukan riset, buatlah daftar elemen-elemen kunci untuk dimasukkan ke dalam brand story Anda, seperti fakta sejarah, kutipan dari para pendiri perusahaan, dan rincian tentang produk dan layanan pertama yang dibuat. 

Baca juga: Brand Journey: Pengertian, Tahapan, dan Tips Membangunnya

2. Ketahui target demografis Anda

Brand story membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggan idealnya. Setelah Anda mengenal merek Anda, temukan cara agar merek tersebut dapat menarik bagi target demografis Anda.

Tentukan kelompok orang yang memiliki prinsip yang sama dengan merek Anda. Anda dapat meminta informasi kepada tim penjualan atau pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang demografi penjualan perusahaan untuk mengidentifikasi jenis orang yang melakukan sebagian besar pembelian.

Setelah Anda mengidentifikasi target demografis Anda, soroti aspek-aspek cerita Anda yang Anda yakini dapat menarik bagi mereka. Misalnya, perusahaan kertas yang ramah lingkungan mungkin menarik bagi orang-orang yang harus menggunakan kertas, terutama bagi mereka yang ingin melindungi lingkungan.

Pasar pelanggan potensial ini mungkin telah berjuang untuk tidak menggunakan kertas, dan berjuang untuk menemukan produk kertas dengan kualitas yang baik. Ini adalah aspek-aspek demografis perusahaan kertas yang dapat menarik perhatian mereka ketika menceritakan brand storynya.

3. Lakukan brainstorming

Meskipun sejarah perusahaan mungkin mencakup setiap detail tentang pendirian dan perkembangan bisnis, brand story menyoroti informasi yang berhubungan dengan audiens target Anda.

Pertimbangkan komponen-komponen ini agar Anda dapat membuat narasi yang terhubung dengan pelanggan ideal Anda: 

  • Lini produk
  • Titik harga
  • Wilayah utama
  • Sasaran pertumbuhan
  • Prinsip-prinsip manajemen

4. Susun narasi Anda

Setelah Anda mengetahui apa yang ingin Anda komunikasikan kepada pelanggan, buatlah narasi untuk menceritakan kisah Anda secara lebih efektif.

Struktur narasi tradisional cocok untuk brand story karena pelanggan sudah terbiasa dengan struktur tersebut. Anda dapat menggunakan struktur penceritaan untuk membuat narasi yang memiliki bagian awal, tengah, dan akhir untuk melibatkan pelanggan dalam brand story Anda.

Berikut ini adalah penjelasan untuk setiap langkahnya: 

Awal

Bagian awal narasi Anda biasanya memberikan status industri saat perusahaan dimulai dan menjelaskan motivasi yang dimiliki oleh para pendiri perusahaan saat mereka memulai perusahaan.

Pada bagian awal, tetapkan status quo yang dianut oleh merek lain yang didobrak oleh merek Anda.

Bagian tengah

Bagian tengah dari brand story Anda menetapkan konflik yang diatasi oleh merek untuk menjadi sukses. Mengatasi tantangan dapat membuat merek tampak lebih mudah dipahami dan membuat kemenangan akhirnya menjadi lebih kuat. 

Akhir

Bagian akhir dari brand story Anda menggambarkan bagaimana merek tersebut mengatasi rintangan untuk mencapai tujuannya. Hal ini juga dapat menampilkan tujuan pertumbuhan perusahaan. 

Sebagai contoh, seorang CEO yang dulunya bekerja di pabrik kertas tradisional mungkin telah mendirikan perusahaan kertas yang ramah lingkungan. Selama bekerja di tempat kerja yang lama, mereka mungkin pernah mengalami ketegangan antara mendesain produk kertas dan melestarikan lingkungan.

Konflik ini mungkin telah memotivasi mereka untuk mendirikan perusahaan mereka sendiri, di mana para insinyur bekerja untuk menciptakan proses baru untuk membuat produk kertas daur ulang. Perusahaan tersebut mungkin juga menanam sejumlah pohon per tahun untuk mengimbangi dampak lingkungan dari fasilitas kertas.

Baca juga: Brand Guidelines: Pengertian, Manfaat, dan Tips Membuat, dan Contohnya

5. Memasukkan story ke dalam materi branding yang sudah ada

Saat memformat brand story Anda, baik di situs web, brosur, video, atau di bagian belakang menu, gabungkan merek yang konsisten untuk mengingatkan pelanggan tentang cerita Anda setiap kali mereka melihatnya.

Hal ini dapat membantu Anda membangun kesadaran merek dengan target pasar Anda. Saat menulis konten, pertimbangkan untuk menggunakan nada dan tema yang sama dalam brand story Anda.

Saat mendesain grafis apa pun, pertimbangkan untuk menggunakan font dan grafis yang sama dari brand story Anda.

Misalnya, perusahaan kertas lingkungan dapat menggunakan gambar pohon dengan semua grafisnya dan menggunakan warna hijau dan coklat di semua kontennya sehingga calon pelanggan dapat segera mengidentifikasi bahwa perusahaan tersebut bekerja dengan pohon dan lingkungan.

6. Berkomunikasi dengan pelanggan

Setelah Anda menetapkan brand story Anda, berusahalah untuk mempertahankannya. Anda dapat melakukan ini dengan terus memberikan informasi terbaru kepada pelanggan Anda tentang kemajuan perusahaan terhadap tujuan yang Anda sebutkan di akhir brand story.

Berikut adalah beberapa jenis konten yang dapat Anda gunakan untuk terus mengedukasi orang-orang tentang brand story Anda dan mengingatkan mereka tentang manfaat perusahaan:

  • Artikel
  • Ebook
  • Video
  • Infografis
  • White paper

Sebagai contoh, sebuah perusahaan kertas mungkin ingin mengomunikasikan pesan mereknya melalui infografis dan brosur.

Perusahaan dapat menggunakan materi tertulis ini untuk mengomunikasikan statistik keberhasilannya, menunjukkan kepada pelanggan dan investor bahwa perusahaan tersebut bertanggung jawab atas penanaman kembali, serta membuat daftar langkah-langkah yang digunakan untuk meningkatkan upaya penanaman kembali.

Baca juga: Pengertian Brand Marketing, Tujuan, dan Strateginya

Tips untuk membuat brand story yang efektif

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat brand story Anda menjadi efektif:

1. Buatlah story yang bermakna

brand story yang efektif bersifat pribadi, sederhana dan otentik serta dapat membujuk pelanggan Anda untuk memikirkan misi daripada perusahaan.

Hal ini akan mengubah keputusan pelanggan untuk membeli produk perusahaan Anda dari keputusan komersial menjadi keputusan yang didasarkan pada prinsip dan tujuan mereka sendiri.

Untuk mencapai hal ini, tetaplah otentik dalam dedikasi Anda pada tujuan yang Anda tetapkan dalam brand story perusahaan.

2. Bersikaplah konsisten

Jika Anda memimpin tim pemasaran, pastikan seluruh tim Anda selalu diperbarui dengan rencana strategi konten agar mereka dapat tetap konsisten dengan konten dan kampanye mereka.

Anda juga dapat membuat panduan gaya untuk departemen lain, seperti penjualan dan pengembangan bisnis, sehingga mereka dapat menggunakan pesan merek yang konsisten dalam pekerjaan mereka.

Setiap tindakan perusahaan memengaruhi pandangan publik terhadap merek Anda, jadi pertimbangkan bagaimana setiap departemen dapat mematuhi tujuan dan misi yang ditetapkan dalam brand story Anda, mulai dari perencanaan strategis hingga layanan pelanggan.

3. Ubah brand story jika perlu

Meskipun pernyataan merek Anda kemungkinan besar terkait dengan citra bersama perusahaan, Anda dapat menyesuaikan bagian-bagian dari pesan untuk meningkatkan daya tariknya atau beradaptasi dengan kekuatan pasar yang berubah.

Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, perusahaan mungkin akan melampaui tujuan saat ini, sehingga Anda perlu menyesuaikan brand story untuk memasukkan tahap baru dalam perkembangan perusahaan.

Anda juga dapat melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan brand story.

Baca juga: 11 Skill Penting dalam Digital Marketing yang Harus Anda Ketahui

Contoh nyata dalam brand story yang sukses: Apple

Sejarah Apple

Apple didirikan pada tahun 1976 oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne di garasi Jobs di California. Awalnya, perusahaan ini fokus pada pengembangan komputer pribadi, termasuk Apple I dan Apple II.

Namun, dengan inovasi dan kreativitas yang terus berkembang, Apple berhasil memperluas produknya hingga termasuk perangkat mobile seperti iPhone, iPad, dan iPod.

Karakter tokoh utama merek Apple

Steve Jobs merupakan karakter tokoh utama merek Apple. Jobs dikenal sebagai sosok visioner dan inovator, yang memimpin perusahaan untuk selalu berinovasi dan menciptakan produk yang mengubah dunia teknologi. Dia juga dikenal sebagai sosok yang sangat peduli pada kualitas produk dan pengalaman pengguna.

Plot dan narasi merek Apple

Brand story Apple menggambarkan perusahaan sebagai perusahaan yang selalu berinovasi dan memimpin perkembangan teknologi. Merek ini menonjolkan desain produk yang elegan dan sederhana, serta fokus pada pengalaman pengguna yang mudah dan intuitif. Apple juga menekankan keunikan dan keberbedaan dari produknya, serta komitmen untuk selalu memberikan produk yang berkualitas tinggi.

Nilai dan misi merek Apple

Apple mengutamakan nilai-nilai seperti kreativitas, inovasi, kualitas, keunikan, dan kesederhanaan dalam semua produknya. Misi perusahaan adalah memberikan produk-produk yang memudahkan dan meningkatkan kehidupan pengguna, serta memimpin inovasi teknologi yang mengubah dunia.

Visi merek Apple

Visi Apple adalah untuk menjadi perusahaan teknologi terdepan di dunia dan menghadirkan produk-produk yang mengubah cara orang hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Studi kasus di atas menunjukkan bagaimana brand story Apple berhasil membangun merek yang sukses dan populer di seluruh dunia. Apple telah menciptakan karakter tokoh utama merek yang kuat, plot dan narasi yang menarik, serta nilai dan misi merek yang kuat.

Brand story Apple juga menekankan nilai-nilai yang penting bagi konsumen, seperti kreativitas, inovasi, kualitas, keunikan, dan kesederhanaan. Dengan brand story yang kuat ini, Apple berhasil membangun identitas merek yang kuat dan memperkuat brand image-nya.

Baca juga: Brand Ambassador: Pengertian, Tugas, Karakteristik, dan Cara Menjadi BA

Kesimpulan

Brand story adalah cerita yang diikuti oleh sebuah merek dan mencerminkan nilai-nilai, misi, dan tujuan merek. Dalam studi kasus Apple, brand story-nya berhasil membangun identitas merek yang kuat dan populer di seluruh dunia.

Apple berhasil menciptakan karakter tokoh utama merek yang kuat, plot dan narasi yang menarik, serta nilai dan misi merek yang kuat. Apple menekankan nilai-nilai penting bagi konsumen, seperti kreativitas, inovasi, kualitas, keunikan, dan kesederhanaan, dan berhasil membangun identitas merek yang kuat dan memperkuat brand image-nya.

Kesimpulannya, brand story merupakan elemen penting dalam membangun merek yang sukses. Dengan brand story yang kuat, merek dapat membedakan diri dari pesaingnya dan membangun hubungan emosional dengan konsumen.

Brand story yang kuat dapat membantu merek dalam memperkuat brand image-nya dan mencapai visi dan misi merek. Oleh karena itu, penting bagi setiap merek untuk memiliki brand story yang jelas, konsisten, dan menarik, yang mencerminkan nilai-nilai dan tujuan merek.