Accrued Expense: Pengertian Lengkap dan Contohnya dalam Akuntansi

Accrued expnse atau beban yang masih harus dibayaraadalah biaya yang diperhitungkan oleh perusahaan saat terjadi, berbeda dengan saat mereka benar-benar ditagih atau dibayar. Metode akuntansi akrual memungkinkan laporan keuangan perusahaan, seperti neraca dan laporan laba rugi, menjadi lebih akurat.

Apa itu Accrued Expense?

Accrued expense atau beban yang masih harus dibayar adalah biaya yang perlu diperhitungkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada faktur yang diterima dan tidak ada pembayaran yang dilakukan.

Berikut adalah beberapa contoh umum dari beban tersebut pada perusahaan:

  • Bunga pinjaman
  • Barang yang sudah diterima
  • Layanan yang sudah diterima
  • Gaji untuk karyawan
  • Pajak
  • Komisi
  • Utilitas
  • Menyewa

Bagaimana Memposting Accrued Expense di Neraca?

Beban yang masih harus dibayar dilaporkan di neraca perusahaan. Neraca menunjukkan apa yang dimiliki perusahaan (“asetnya”) dan berutang (“kewajibannya”) pada tanggal tertentu, bersama dengan ekuitas pemegang sahamnya.

Beban yang masih harus dibayar  atau accrued expense akan dicatat di bawah bagian “Kewajiban”. Ini akan terlihat seperti ini:

Ayat “Kewajiban” pada Neraca:

Kewajiban Lancar:

  • Upah yang harus dibayar: 21.000.000
  • Hutang: 46.000.000
  • Beban yang masih harus dibayar: 19,000.000
  • Hutang pajak: 14,000.000

Total Kewajiban Lancar: 100.000.000

Dalam contoh di atas, semuanya kecuali hutang usaha adalah accrued expense atau beban perusahaan yang harus dibayar di masa depan dan seringkali, beban yang masih harus dibayar harus diperkirakan.

accrued expense 2

Apa Perbedaan Antara Accrued Expenses dan Accounts Payable?

Accrued expense adalah biaya wajib yang harus dikeluarkan perusahaan dan harus dibayar, tetapi perusahaan tidak dapat melakukannya karena belum ditagih untuk mereka.

Perusahaan tetap memperhitungkan biaya-biaya ini sehingga manajemen memiliki indikasi yang lebih baik tentang total kewajibannya yang sebenarnya. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana membelanjakan uangnya.

Disisi lain account payable atau hutang usaha adalah hutang yang tagihannya telah diterima, tetapi belum dibayar. Baik beban yang masih harus dibayar dan hutang usaha dicatat di bawah “Kewajiban Lancar” di neraca perusahaan.

Setelah beban yang masih harus dibayar menerima faktur, jumlah tersebut dipindahkan ke hutang usaha.

Berikut adalah artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca:

Contoh Kasus Accrued Expense pada Sebuah Usaha

Berikut adalah contoh kapan suatu beban harus diakumulasikan atau kapan proses ini termasuk ke dalam hutang usaha.

Harum jiwa bakery adalah perusahaan pembuat roti yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Ini menggunakan bahan-bahan organik dalam rotinya, yang didistribusikan dan dijual di 12 provinsi di Indonesia.

Pada bulan Juli, salah satu mesin Harum jiwa rusak. Seorang tukang reparasi lokal datang untuk menilai masalahnya, dan meminta perusahaan memesan suku cadang pengganti khusus dari China. Mereka melakukannya. Bagian sparepart tersebut dinyatakan dikirim dalam semalam, dan keesokan harinya tukang reparasi memasangnya. Setelah pekerjaan selesai, mesin bekerja dengan baik. Tukang reparasi menyerahkan tagihan di tempat, dan berangkat.

Dalam situasi ini:

  • Tukang reparasi telah mengajukan tagihan. Dengan demikian, jumlah itu tidak perlu diakumulasikan. Jumlah untuk layanan tukang reparasi harus ditambahkan ke jumlah faktur lain yang belum dibayar dan dimasukkan ke dalam total item baris “Hutang Usaha” di neraca Harum Jiwa.
  • Bagian yang dikirim belum memiliki faktur yang terkait dengannya dan itu perlu diakumulasikan. Jumlah untuk bagian tersebut harus ditambahkan ke semua proses pencatatan akrual lainnya, dan tercermin dalam total item baris “Beban yang Masih Harus Dibayar”  di neraca.

Accrued Expense Debit atau Kredit?

Debit dan kredit digunakan dalam pembukuan perusahaan agar pembukuannya seimbang. Debit meningkatkan akun aset atau beban dan mengurangi akun kewajiban, pendapatan atau ekuitas. Kredit melakukan sebaliknya.

Saat mencatat transaksi, setiap entri debit harus memiliki entri kredit yang sesuai untuk jumlah dolar yang sama, atau sebaliknya.

Mari kita beri contoh, menggunakan perusahaan Harum Jiwa Bakery lagi.

Harum Jiwa melakukan pembuatan laporan keuangan di bulan Agustus, dan karyawannya telah melakukan pekerjaan yang belum dibayar. Jumlah upah yang belum dibayar berjumlah 31.000.000. Ini akan dianggap sebagai beban yang masih harus dibayar. Dengan demikian, pemegang buku Harum Jiwa akan:

  • Debit 31.000.000 ke “Beban Upah” (tercermin pada laporan laba rugi perusahaan di bagian “Beban Usaha”)
  • Kredit $31.000.000 ke “Hutang Upah” (ini akan muncul di bawah “Kewajiban Jangka Pendek” di neraca).

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap mengenai accrued expense atau beban yang harus dibayar dan cara mencatatnya dalam proses pembukuan bisnis Anda. Setiap beban dan biaya yang terjadi dalam bisnis harus Anda pantau agar nilainya terkendali dan nilainya tidak melebihi pendapatan bisnis sehingga menyebabkan kerugian.

Catat setiap pemasukan dan pengeluaran pada proses pembukuan yang baik sehingga Anda bisa memastikan data keuangan dalam bisnis selalu up to date dan tidak ada pemborosan yang terjadi dalam bisnis Anda.

Ingin artikel seperti ini ada di website perusahaan Anda? Atau sedang mencari jasa penulis artikel? Hubungi kami melalui tautan ini.