Apa itu Aset? Kenali Pengertian dan Jenisnya dalam Bisnis Anda
Apa itu Aset?
Pada artikel ini kita telah membahas tentang buku besar dan mengapa itu penting untuk binis Anda. Selanjutnya, mari kita mengetahui apa itu aset dalam bisnis, termasuk tiga properti yang membentuk aset, tiga cara untuk mengklasifikasikan aset, dan seluruh pembahasan tentang aset secara mendalam
Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS):
“Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan mengalir ke perusahaan”
Untuk memberi Anda gambaran umum tentang apa itu aset, jenis jenisnya adalah :
- Tetap
- Berwujud
- Tidak berwujud
- Beroperasi
- Tidak beroperasi
Baca juga : Pengertian Bisnis Dropship dan 8 Cara Menjadi Dropshipper Sukses
Pengertian Aset Berdasarkan Properti
Sumberdaya: Aset adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan.
Kepemilikan: Aset mewujudkan kepemilikan yang pada akhirnya dapat diubah menjadi uang tunai dan setara kas.
Nilai Ekonomi: Aset memiliki nilai ekonomi dan dapat ditukar atau dijual.
Aset Memiliki Tiga Klasifikasi
Secara umum, aset diklasifikasikan berdasarkan:
Keberadaan Fisik: Berdasarkan pada keberadaan fisik suatu aset
Konvertibilitas: Berdasarkan betapa mudahnya mengubah aset menjadi uang tunai.
Penggunaan: Berdasarkan pada penggunaan operasi bisnis aset.
Penjelasan tentang Klasifikasi Aset
Aset dapat dikategorikan menjadi tiga pilar: keberadaan fisik, konvertibilitas, dan penggunaan.
Keberadaan Fisik
Jika aset diklasifikasikan berdasarkan keberadaan fisiknya, maka aset tersebut dapat berupa aset berwujud atau aset tidak berwujud.
Aset Berwujud
Ini adalah aset yang dapat kita sentuh, rasakan, dan lihat (karenanya aspek “fisik”!) Untuk lebih memahami apa itu aset berwujud, contohnya termasuk:
- Kas
- Tanah
- Bangunan
- Peralatan
- Mesin
- Peralatan Kantor
- Stok Produk
- Surat berharga
Aset Tak Berwujud
Di sisi lain, aset tidak berwujud adalah aset yang tidak dapat kita sentuh, rasakan, atau lihat (karenanya mereka tidak memiliki keberadaan fisik!) Contohnya termasuk:
- Kekayaan intelektual perusahaan
- Merek
- Hak cipta
- Merek Dagang
- Resep Rahasia
- Izin
- Paten
- Goodwill
Baca juga : 11 Kebiasaan Sederhana Untuk Menciptakan Keluarga yang Sehat
Konversi
Jika aset diklasifikasikan berdasarkan konvertibilitasnya menjadi uang tunai, maka aset tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar atau aset tetap.
Aset lancar
Aset lancar dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dan setara kas (biasanya dalam satu tahun). Istilah lain untuk aset lancar adalah aset likuid. Contohnya termasuk:
- Kas
- Setara kas
- Setoran jangka pendek
- Peralatan Kantor
- Persediaan
- Surat berharga
Baca juga: Aset Lancar: Pengertian, Jenis, Cara Hitung, dan Contoh dalam Bisnis
Aset Tetap atau Aset Tidak Lancar
Aset tetap, juga dikenal sebagai aset tidak lancar, ini adalah aset yang tidak dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dan setara kas. Istilah lain dari aset ini adalah aset jangka panjang atau aset keras. Beberapa contoh termasuk:
- Tanah
- Bangunan
- Mesin
- Peralatan
- Paten
- Merek Dagang
Penggunaan
Jika aset diklasifikasikan berdasarkan penggunaan operasionalnya, maka aset tersebut adalah aset operasi atau aset non-operasional.
Aset Operasional
Aset operasi memiliki satu tujuan: untuk menghasilkan nilai. Ini adalah aset yang diperlukan dalam operasi bisnis sehari-hari. Contohnya termasuk:
- Uang Tunai
- Persediaan
- Bangunan
- Mesin
- Peralatan
- Paten
- Hak cipta
Aset Non-Operasi
Aset non-operasional di sisi lain dapat menghasilkan pendapatan; namun mereka tidak diperlukan untuk operasi bisnis harian. Contohnya termasuk:
- Investasi jangka pendek
- Surat berharga
- Penghasilan bunga dari deposito tetap
- Tanah kosong
Baca juga : 10 Tips Sosial Media Marketing Yang Efektif Untuk Pengembangan Bisnis
Mengapa Klasifikasi Aset Sangat Penting?
Kemampuan untuk mengklasifikasikan aset merupakan bagian integral dari bisnis, cara operasinya, dan tingkat keberhasilannya.
Misalnya, dalam industri berisiko tinggi, memahami aset mana yang berwujud dan tidak berwujud akan membantu Anda menentukan solvabilitas dan risiko bisnis Anda. Memahami aset mana yang lancar vs aset tetap sangat penting untuk mengidentifikasi modal kerja bersih bisnis Anda, yang mungkin diminta oleh investor dan pemangku kepentingan potensial.
Akhirnya, menentukan aset mana yang beroperasi vs. tidak beroperasi penting untuk memahami kontribusi pendapatan dari masing-masing aset.
Ketiga klasifikasi berbeda tetapi melayani satu tujuan: untuk membantu Anda memahami bagaimana bisnis Anda beroperasi secara baik sesuai kesehatan finansial bisnis, yang selanjutnya memengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan keseluruhan yang akan Anda ambil untuk mencapai kesuksesan Anda!
Bagaimana Cara Menilai Kinerja Aset
Untuk mengukur dan menilai kinerja aset dalam akuntansi, terdapat beberapa langkah yang dapat diikuti. Berikut adalah cara-cara umum yang dapat Anda gunakan:
- Identifikasi aset: Pertama, identifikasi aset yang ingin Anda ukur dan nilai kinerjanya. Pastikan Anda memiliki informasi yang lengkap tentang aset tersebut, termasuk nilai awal, usia, dan karakteristik lainnya.
- Tentukan tujuan pengukuran: Setelah mengidentifikasi aset, tetapkan tujuan pengukuran kinerja aset yang jelas. Misalnya, apakah Anda ingin mengevaluasi profitabilitas aset, efisiensi penggunaan, atau pertumbuhan nilainya dari waktu ke waktu.
- Pilih indikator kinerja: Tentukan indikator kinerja yang relevan untuk mencapai tujuan pengukuran. Misalnya, jika Anda ingin mengevaluasi profitabilitas, Anda dapat menggunakan indikator seperti tingkat pengembalian investasi (return on investment) atau tingkat pengembalian aset (return on assets).
- Kumpulkan data: Kumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur kinerja aset. Data ini dapat berupa informasi keuangan, seperti pendapatan yang dihasilkan oleh aset, biaya yang terkait dengan aset, atau nilai pasar aset.
- Hitung dan analisis: Gunakan data yang dikumpulkan untuk menghitung indikator kinerja yang telah ditentukan. Lakukan analisis untuk memahami tren dan pola kinerja aset dari waktu ke waktu.
- Bandingkan dengan standar atau target: Bandingkan kinerja aset dengan standar atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini akan membantu Anda menilai apakah kinerja aset sesuai dengan harapan atau perlu perbaikan.
- Evaluasi faktor-faktor pengaruh: Selidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aset. Faktor-faktor ini dapat termasuk perubahan kondisi pasar, regulasi, teknologi, atau kebijakan internal perusahaan.
- Identifikasi langkah perbaikan: Jika kinerja aset tidak memenuhi standar atau target yang ditetapkan, identifikasi langkah-langkah perbaikan yang dapat diambil. Misalnya, Anda dapat mempertimbangkan perbaikan dalam manajemen aset, investasi tambahan, atau restrukturisasi.
- Monitor dan evaluasi: Terus pantau kinerja aset secara berkala. Evaluasi secara rutin akan membantu Anda memastikan bahwa aset tetap efektif dan menguntungkan bagi perusahaan.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Aset dalam Akuntansi
Apa itu Depresiasi dan Amortisasi pada Aset
Depresiasi dan amortisasi adalah konsep yang digunakan dalam akuntansi untuk mengalokasikan biaya aset yang memiliki masa manfaat yang terbatas. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua konsep tersebut:
Depresiasi
Depresiasi adalah proses pengakuan dan alokasi biaya aset tetap yang memiliki masa manfaat yang terbatas selama jangka waktu tertentu. Ketika suatu aset tetap, seperti gedung, mesin, kendaraan, atau peralatan, digunakan dalam kegiatan bisnis, nilainya cenderung berkurang seiring berjalannya waktu karena faktor seperti penggunaan, keausan, atau kemajuan teknologi.
Depresiasi mencerminkan penurunan nilai aset ini dalam catatan akuntansi perusahaan dari waktu ke waktu. Depresiasi biasanya dihitung menggunakan metode yang diakui secara akuntansi, seperti metode garis lurus atau metode saldo menurun.
Amortisasi
Amortisasi adalah proses pengakuan dan alokasi biaya aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat yang terbatas selama jangka waktu tertentu. Aset tak berwujud, seperti hak paten, merek dagang, lisensi, atau hak cipta, memiliki nilai ekonomi yang terkait dengan hak eksklusif yang diberikan kepada pemiliknya.
Namun, nilai ini cenderung berkurang seiring berjalannya waktu karena masa manfaat aset yang terbatas. Amortisasi mencerminkan penurunan nilai aset tak berwujud ini dalam catatan akuntansi perusahaan dari waktu ke waktu. Amortisasi juga dihitung menggunakan metode yang diakui secara akuntansi, seperti metode garis lurus atau metode saldo menurun.
Baik depresiasi maupun amortisasi merupakan cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mencerminkan penurunan nilai aset yang terkait dengan penggunaan dan waktu. Hal ini membantu perusahaan untuk mencatat biaya penggunaan aset secara tepat dalam laporan keuangan dan juga memastikan bahwa nilai aset tercermin secara akurat dalam catatan akuntansi perusahaan.
Baca juga: 19 Alat Manajemen Aset yang Dapat Anda Gunakan untuk Perusahaan Anda
Apa Hubungan Aset dan Pengambilan Keputusan Keuangan?
Aset dalam akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengambilan keputusan keuangan. Berikut adalah beberapa cara di mana aset mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan:
Investasi
Keputusan untuk menginvestasikan dana dalam aset tertentu sangat bergantung pada analisis keuangan yang melibatkan aset. Informasi tentang nilai, likuiditas, dan potensi pengembalian aset dapat membantu dalam menentukan apakah investasi tersebut akan menguntungkan dan sesuai dengan tujuan keuangan perusahaan.
Pendanaan
Aset perusahaan dapat mempengaruhi keputusan pendanaan, terutama dalam hal penggunaan aset sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau mendapatkan pendanaan tambahan. Penilaian terhadap nilai aset dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak ketiga.
Pengelolaan likuiditas
Aset yang likuid, seperti kas atau investasi yang mudah dicairkan, memainkan peran penting dalam pengelolaan likuiditas perusahaan. Keputusan keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan kas, kebijakan kredit, atau investasi jangka pendek seringkali didasarkan pada ketersediaan aset likuid dan penilaian risiko yang terkait.
Perencanaan anggaran
Aset juga berperan dalam perencanaan anggaran perusahaan. Informasi tentang aset yang dimiliki, seperti peralatan atau properti, diperlukan untuk menentukan biaya perawatan, penyusutan, atau pemeliharaan yang terkait. Anggaran modal dan anggaran operasional perusahaan seringkali bergantung pada perencanaan aset yang efektif.
Penilaian kredit
Aset yang dimiliki oleh perusahaan juga dapat mempengaruhi penilaian kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan. Nilai dan kualitas aset dapat menjadi faktor penentu dalam menentukan kelayakan perusahaan untuk memperoleh pinjaman atau fasilitas kredit.
Baca juga: Manajemen Aset: Pengertian, Fungsi, Peran dan Skill yang Dibutuhkan Menjadi Aset Manajer
Tips Mengola Aset dalam Bisnis Sesuai Kaidah Akuntansi
Identifikasi dan catat semua aset
Pertama, pastikan Anda mengidentifikasi dan mencatat semua aset yang dimiliki perusahaan dengan lengkap dan akurat. Ini mencakup aset tetap, aset tak berwujud, inventaris, dan aset lainnya. Pencatatan yang baik akan membantu memastikan aset tidak terlewatkan dan memudahkan pemantauan serta pelaporan keuangan.
Penilaian dan estimasi yang akurat
Melakukan penilaian dan estimasi yang akurat terhadap nilai aset sangat penting dalam akuntansi. Ini mencakup penilaian nilai wajar, estimasi masa manfaat, dan estimasi penurunan nilai jika diperlukan. Pastikan Anda menggunakan metode dan prinsip akuntansi yang sesuai untuk menghasilkan nilai yang tepat dan objektif.
Catat depresiasi dan amortisasi
Jika aset memiliki masa manfaat yang terbatas, pastikan untuk mencatat dan menghitung depresiasi (untuk aset tetap) atau amortisasi (untuk aset tak berwujud). Ini adalah proses pengakuan dan alokasi biaya aset seiring berjalannya waktu. Gunakan metode penyusutan atau amortisasi yang konsisten dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Rekonsiliasi secara teratur
Lakukan rekonsiliasi secara teratur antara catatan aset yang ada dalam akuntansi dengan fisik aset yang sebenarnya. Hal ini membantu mengidentifikasi adanya perbedaan dan memastikan bahwa catatan akuntansi tetap akurat. Perhatikan perbedaan dan lakukan tindakan korektif jika diperlukan.
Pemeliharaan dan perawatan yang baik
Melakukan pemeliharaan dan perawatan yang baik terhadap aset akan membantu memperpanjang masa manfaat dan menjaga nilai aset. Pastikan Anda melaksanakan kebijakan perawatan yang sesuai dan memonitor kondisi aset secara teratur.
Lakukan manajemen risiko
Pertimbangkan risiko yang terkait dengan aset, seperti risiko kerusakan, kehilangan, atau penurunan nilai. Identifikasi strategi dan tindakan mitigasi risiko yang tepat, seperti asuransi, penggunaan teknologi pengamanan, atau pemantauan yang intensif.
Penghapusan aset yang tidak aktif atau tidak produktif
Evaluasi secara rutin aset yang tidak aktif atau tidak produktif dalam perusahaan. Jika diperlukan, lakukan penghapusan atau pelepasan aset yang tidak memberikan nilai tambah. Pastikan untuk mengikuti prosedur dan regulasi yang berlaku dalam penghapusan aset.
Pelaporan yang akurat
Terakhir, pastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan nilai aset secara akurat. Gunakan metode akuntansi yang konsisten dan berikan informasi yang relevan tentang aset dalam laporan keuangan.