Mengetahui Lebih Dalam Masalah Pokok Ekonomi Modern
Mengapa Ekonomi Modern Begitu Membingungkan?
Saya belajar ekonomi di kampus yang mungkin tidak Anda kenal, dan saya ingat waktu itu saya begitu bingung dalam mata kuliah yang berhubungan dengan ekonomi. Semua huruf dan kurva di papan tulis sangat luar biasa, terlebih cara membahas masalah pokok ekonomi modern.
Beberapa pelajaran yang saya ingat waktu itu adalah seperti strategi pengambilan harga dan pencari sewa, monopoli dan oligopoli, regresi linier dan regresi nonlinier – otak saya terus-menerus dalam keadaan “kelebihan informasi”.
Jika saya tidak tahu apa arti semua tanda panah dan simbol dalam catatan saya, bagaimana saya bisa mengharapkan seorang non-ekonom untuk memahaminya? Atau realitas ekonomi yang lebih kompleks seperti krisis keuangan 2008? Atau efek dari paket stimulus?
Ekonomi telah menjadi bidang akedemis dan faktor dalam pengambilan kebijakan. Namun mengapa ilmu ekonomi ini sangat membingungkan? Mungkinkah itu karena kita hanya melihat sebagian kecil dari gambar?
Mengenal Masalah Pokok dalam Ekonomi Modern
Salah satu lagu favorit saya oleh penyanyi dan penulis lagu Andrew Bird, “Give it Away,” secara tidak langsung namun secara akurat mencerminkan masalah pokok dalam ekonomi modern atau saat ini:
What would you have us pay?/I didn’t know that your love was a commodity /…What about inflation, oh/Your charts and graphs don’t mean a thing to me
Meskipun lagu diatas ditujukan untuk seorang individu, saya pikir liriknya menjelaskan masalah ekonomi secara luas.
Dalam syair pertama, Bird merujuk pada komodifikasi suatu substansi yang tidak dapat dipenuhi: cinta. Tidak perlu seorang ekonom untuk mengenali bagaimana emosi seperti kesenangan, kegelisahan, amal, rasa bersalah, dan cinta mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi.
Emosi ini tidak dapat diberi ruang, namun inilah yang ingin dilakukan oleh ekonomi modern: menghitung yang tidak dapat dikuantifikasi. Emosi dikuantifikasi agar sesuai dengan model ekonomi, atau ekonom menghilangkan elemen manusia sepenuhnya.
ada lirik lagu tersebut juga mengungkapkan hasil dehumanisasi ekonomi semacam ini: “Your charts and graphs don’t mean a thing to me” bagan dan grafik yang tidak berarti bagi siapa pun.
Masalah pokok dalam ekonomi modern adalah bahwa ia gagal melihat keseluruhan gambaran manusia. Ia telah menciptakan spesies manusia yang abstrak dan rasional: homo economicus.
Investopedia mendefinisikan homo economicus sebagai:
Manusia rasional diasumsikan oleh beberapa ekonom … Homo economicus, atau manusia ekonomi, adalah manusia figuratif yang ditandai oleh kemampuan tak terbatas untuk membuat keputusan rasional. Model ekonomi tertentu secara tradisional mengandalkan asumsi bahwa manusia itu rasional dan akan berusaha memaksimalkan kegunaannya untuk keuntungan moneter maupun non-moneter.
Ekonomi modern telah mereduksi manusia menjadi untuk penggambilan keputusan ekonomi satu dimensi yang sangat rasional. Namun ingatlah, manusia tidak selalu menjadi pengambil keputusan yang rasional.
Mengenal Paradoks Pilihan
Model ekonomi yang kita gunakan saat ini menyangkal irasionalitas yang secara intrinsik terhubung dengan sifat degradasi kita sebagai manusia. Ekonomi modern beroperasi dalam kerangka kerja yang sempurna dengan asumsi dan konflik absolut dengan perilaku kita yang tidak terduga dan terkadang tidak rasional.
Salah satu contoh irasionalitas ekonomi disebut “paradoks pilihan.” Menurut Profesor Mark Pennington, paradoks pilihan berarti bahwa ketika konsumen dihadapkan dengan terlalu banyak pilihan, mereka mungkin tidak membuat keputusan sama sekali!
Ya mungkin saya juga pernah menjadi korban abadi paradoks pilihan ketika saya berbelanja di alfamart atau indomaret. Saya mengalami kebingungan setelah memindai rak yang tidak terorganisir selama sepuluh menit.
Saya berjalan keluar dari toko dengan tangan kosong – bukan karena saya tidak dapat menemukan apa yang saya butuhkan, tetapi karena pilihannya sangat banyak.
Ya mungkin tidak masuk akal, karena saya tidak berhasil memenuhi keinginan saya walaupun saya punya kesempatan dan banyaknya pilihan.
Di sisi lain, ketika saya berbelanja di toko-toko kecil dengan lebih sedikit pilihan, saya sering cepat membuat keputusan yang memuaskan. Ekonomi modern tidak memperhitungkan realitas ekonomi seperti paradoks pilihan karena ia mengasumsikan pengambilan keputusan yang sangat rasional.
Kesimpulan
Lebih jauh, banyak keinginan manusia tidak dapat dipenuhi sepenuhnya oleh objek ekonomi. Mustahil untuk mengkomodifikasi atau mengukur hasrat-hasrat ini menjadi model sebagaimana yang ingin dilakukan oleh ekonomi modern. Richard Neuhaus dengan terkenal berkata dalam Centesimus Annus,
Mengaitkan segala sesuatu dengan faktor ekonomi berarti mengabadikan kebohongan mengerikan kaum Marxis. Selain ekonomi adalah politik dan, yang paling penting, budaya. Di jantung budaya adalah moral dan spiritual.
Masalahnya jelas. Ilmu ekonomi modern berupaya untuk menetapkan sejumlah karakteristik manusia dan mengasumsikan sifat sejati manusia dengan memegang homo economicus sepenuhnya rasional.
Ini membuat kita semua terutama pengambil kebijakan sangat menekankan matematika dan penggambaran manusia yang tidak akurat. Padahal yang kita tahu, hidup tidak bisa diukur dengan angka, dan itulah masalah pokok dalam ekonomi modern.
Artikel enarik lainnya yang mungkin bisa Anda baca:
- Perencanaan Produksi: Pengertian, Tahapan, Jenis, dan Tujuannya
- Pengertian Manajemen Strategis, Tahapan, Konsep dan Manfaatnya
- Mengetahui Manajemen Pemasaran Secara Lengkap dan Mendalam
- Manajemen Krisis : Pengertian, Tahapan, Tujuan, dan Mengapa itu Penting
- Pengertian Manajemen Produksi, Fungsi, Komponen, dan Karakteristiknya