Tips Untuk Mengetahui Psikologi Pembeli dalam Bisnis

Perusahaan terus mengembangkan pendekatan yang lebih baik untuk memenangkan pelanggan dan kesetiaan mereka. Psikologi pembeli atau buyer psychology telah menjadi pertimbangan utama bagi bisnis yang ingin meningkatkan pemasaran, branding, dan hubungan dengan pelanggan.

Jika Anda tertarik untuk lebih memahami motivasi pelanggan Anda, Anda mungkin mendapat manfaat dari meninjau konsep psikologi pembeli.

Dalam artikel ini, kami akan mengulas tentang apa itu psikologi pembeli, mengapa hal tersebut penting, dan beberapa tips untuk menerapkan wawasan psikologi pembeli ke dalam bisnis Anda.

Apa itu psikologi pembeli?

Buyer psychology atau psikologi pembeli adalah bidang studi yang menggabungkan wawasan ekonomi, psikologi, dan komunikasi.

Psikologi pembeli berusaha memahami bagaimana orang membentuk keyakinan mereka tentang suatu merek dan produknya, serta bagaimana perasaan tersebut diterjemahkan ke dalam perilaku pembelian.

Psikologi pembeli merupakan evolusi dari gagasan yang terlalu sederhana tentang motivasi pembeli dan nilai pemasaran yang disponsori perusahaan.

Sebelumnya, sebagian besar bisnis percaya bahwa alasan ekonomi langsung mendorong perilaku konsumen. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin mengasumsikan bahwa konsumen lebih memilih pesaingnya hanya karena biayanya lebih rendah.

Perusahaan tersebut akan menyesuaikan harganya dan mencoba menginformasikan kepada publik tentang tarif barunya dengan kampanye iklan tradisional. Saat ini, bisnis menyadari bahwa banyak faktor selain harga yang memengaruhi pemikiran pelanggan dan iklan tradisional bukanlah cara terbaik untuk mengubah pikiran mereka.

Baca juga: Mengetahui KPI dalam Proses Social Media Marketing

Mengapa psikologi pembeli penting?

Psikologi pembeli penting karena membantu bisnis mengembangkan reputasi sebagai perusahaan yang otentik dan menarik, yang memenuhi harapan konsumen saat ini.

Perusahaan dapat menggunakan psikologi pembeli untuk mempelajari masalah strategis dari berbagai perspektif dan menciptakan produk dan merek yang menawarkan solusi.

Hal ini akan menghemat waktu dan uang perusahaan karena mereka dapat menerapkan praktik bisnis yang mencerminkan bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, daripada menebak-nebak proses berpikir mereka.

Psikologi pembeli juga semakin penting karena semakin banyak pemasaran yang dilakukan secara online, di mana konsumen dapat meneliti dan meninjau bisnis dan melewati iklan tradisional.

Jika ada kesenjangan antara cara perusahaan menampilkan diri dan bagaimana perusahaan memperlakukan pelanggan, konsumen akan belajar dengan cepat dan memberikan perhatian pada merek lain.

Untuk menyelaraskan misi, produk, dan pengalaman pengguna sebuah merek, diperlukan apresiasi terhadap cara berpikir konsumen dan apa yang mereka prioritaskan saat berbelanja.

Baca juga: Mengenal Apa itu Bounce Rate dalam Pengelolaan Website

Tips untuk memahami psikologi pembeli

psikologi pembeli 2

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda memahami psikologi pembeli sehingga Anda dapat menggunakannya saat menyusun rencana tindakan:

Perlakukan emosi dan fakta  dalam brand sama pentingnya

Hard dari produk Anda memang penting, namun tidak lebih penting daripada emosi konsumen. Faktanya, emosi sering kali lebih mempengaruhi konsumen daripada biaya.

Berikut adalah beberapa dinamika emosional yang dapat menjadi pendorong utama pembelian atau penolakan pembelian:

Kecintaan terhadap suatu produk

Emosi yang sangat positif dapat mengesampingkan kekhawatiran tentang biaya dan memberi bisnis Anda lebih banyak fleksibilitas dalam penetapan harga.

Jika Anda merasa dapat memperkenalkan produk yang luar biasa dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya, jangan langsung mengabaikan kemungkinan bahwa produk tersebut dapat bermanfaat.

Kesetiaan pada sebuah merek

Loyalitas berarti pelanggan tetap, yang sangat penting bagi kesuksesan sebagian besar perusahaan. Layanan pelanggan yang bijaksana, kualitas produk yang konsisten, dan suara yang otentik, semuanya berkontribusi pada hubungan di mana konsumen mungkin menerima harga yang lebih tinggi untuk mendukung merek tepercaya.

Kekecewaan

Konsumen memiliki ekspektasi yang jelas, yang sering kali berasal dari apa yang dijanjikan oleh sebuah bisnis kepada mereka. Melanggar perjanjian yang diwakili oleh pembelian menciptakan ketidakpercayaan yang mendalam yang sulit diatasi, bahkan dengan harga yang mahal sekalipun.

Merasa tidak dihargai

Jika pelanggan merasa tidak dihargai, mereka mungkin akan mengeluarkan biaya yang besar untuk mengomunikasikan ketidakpuasan mereka.

Misalnya, konsumen mungkin menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk berkendara lebih jauh untuk menemukan layanan perbaikan mobil yang sama dengan yang bisa mereka dapatkan di dekatnya jika montir setempat tidak memperlakukan mereka dengan baik.

Baca juga: Psikologi Warna Brand: Mengapa Warna Penting dalam Proses Marketing?

Gunakan hal baru untuk menciptakan nilai

Pengalaman akan sesuatu yang baru memiliki efek mendalam pada ingatan orang. Perusahaan yang memperkenalkan produk dengan fitur yang mengejutkan dan kreatif akan mendapatkan kekaguman dari pelanggan mereka.

Meskipun produk Anda tidak terlalu inovatif, Anda dapat menekankan kebaruannya dalam upaya pemasaran Anda. Jika Anda mengoperasikan toko online, pertimbangkan untuk memiliki halaman yang didedikasikan untuk rilis terbaru.

Anda bisa menandai barang sebagai barang baru di media sosial, atau memperkenalkan beberapa produk baru secara bersamaan untuk membangkitkan antusiasme pelanggan.

Memperhitungkan loss aversion

Loss aversion adalah prinsip psikologis yang menggambarkan bagaimana banyak orang berusaha keras untuk menghindari kehilangan sesuatu yang mereka hargai, seperti uang.

Ketika konsumen kurang percaya pada kualitas suatu produk, keengganan mereka untuk kehilangan mempengaruhi kesediaan mereka untuk melakukan pembelian.

Jaminan kualitas dan kebijakan pengembalian yang fleksibel membantu mengurangi kecemasan yang sering dialami pembeli saat berbelanja.

Loss aversion juga dapat menguntungkan bisnis Anda. Jika konsumen percaya bahwa produk Anda memiliki ketersediaan yang langka, keinginan untuk tidak kehilangan kesempatan dapat memotivasi mereka untuk membeli.

Pertimbangkan untuk menawarkan produk sebagai bagian dari rilis terbatas dan pastikan Anda transparan tentang status inventaris Anda dengan memberi tahu pembeli ketika Anda akan menjual produk.

Baca juga: 15 Prinsip Dalam Psikologi Marketing Pada Bisnis

Ciptakan rasa kebersamaan

Orang-orang menikmati rasa memiliki yang muncul dengan mengambil bagian dalam aksi atau tren komunal. Banyak bisnis yang menampilkan testimoni dan ulasan pelanggan untuk memberikan kepercayaan kepada pembeli terhadap produk mereka, tetapi hal ini juga memengaruhi psikologi pembeli.

Ketika konsumen melihat orang yang mereka kagumi atau percayai menikmati produk Anda, mereka cenderung untuk mencobanya.

Wawasan psikologi pembeli ini telah berkontribusi pada munculnya influencer media sosial yang menciptakan komunitas mereka sendiri dan mengarahkan pengikut mereka ke merek tepercaya.

Jika memungkinkan, gunakan bahasa komunal untuk mengundang pelanggan ke dalam merek Anda. Jika sesuai, pertimbangkan untuk menjalin kemitraan dengan influencer dan pembuat konten yang dapat mengulas atau memodelkan produk Anda

Ubah pengembangan produk menjadi sebuah cerita

Cerita tidak hanya menghibur orang, tetapi juga membantu mereka memahami dunia dan mengambil keputusan. Ketika orang dapat mengidentifikasi merek Anda sebagai bagian dari narasi yang lebih besar, mereka akan terikat pada kesuksesan Anda dan menganggap merek Anda ambisius dan mudah dipahami.

Sebagian besar produk memiliki cerita untuk diceritakan yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan mengenali masalah, menggunakan kreativitas untuk menemukan solusi, dan membuat barang atau jasa yang secara positif memengaruhi kehidupan masyarakat. Aset terbesar dari cerita produk Anda adalah keasliannya.

Strategi pemasaran dan branding Anda akan menjadi jauh lebih sederhana jika Anda dapat mengkomunikasikan kesulitan dan pencapaian yang membuat produk Anda ada.

Memenuhi prioritas jangka pendek dan jangka panjang

Konsumen sering mengevaluasi pembelian dengan menggunakan dua pola pikir. Ketika berpikir dalam jangka pendek, mereka menelusuri produk untuk mempelajari berbagai kemungkinan dan membayangkan kepuasan yang akan didapat dari pembelian.

Ketika menilai jangka panjang, mereka ingin tahu produk dapat bertahan selama bertahun-tahun dan memberi mereka kesenangan dari waktu ke waktu.

Anda dapat mengatasi fitur psikologi pembeli ini dengan menekankan daya tahan dan keserbagunaan produk Anda dalam upaya pemasaran.

Bagikan testimoni pelanggan yang telah menikmati merek Anda dalam jangka waktu yang lama dan komunikasikan komitmen Anda terhadap dukungan pelanggan sehingga pembeli dapat yakin bahwa investasi mereka tepat.

Baca juga: Psikologi Warna: Bagaimana Warna Menentukan Keberhasilan Merek Anda?

Hilangkan pain point

Pain point adalah fitur pengalaman pengguna yang membuat pelanggan frustrasi. Secara psikologis, hal ini mengganggu proses belanja dan menimbulkan keraguan dalam bertransaksi, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan.

Sebagai contoh, seseorang mungkin ingin membeli sweter secara online, dan berharap pengecer memiliki panduan ukuran. Jika tidak ada, konsumen mungkin tidak mau mengambil risiko memesan ukuran yang salah dan memutuskan untuk tidak membeli.

Pastikan bahwa setiap langkah pengalaman pelanggan Anda sesederhana mungkin dengan memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk melakukan pembelian, termasuk struktur harga, kebijakan pengembalian, dan spesifikasi produk. Tanyakan kepada pengguna tentang masalah yang mereka alami dan prioritaskan untuk menemukan solusi.

Beri label pada pelanggan Anda

Orang mendapatkan gelar, label, dan kualifikasi mereka ketika orang lain atau lembaga lain memberikannya. Hal ini juga berlaku untuk hubungan antara perusahaan dan pelanggan.

Jika Anda memberi label pada pembeli Anda dengan cara yang memperkuat identitas konsumen mereka, mereka akan cenderung mengidentifikasi dengan merek Anda.

Misalnya, peritel olahraga dapat menyebut pelanggannya sebagai “atlet berprestasi” dalam materi promosi sehingga mereka mengadopsi pola pikir atlet yang siap berinvestasi dalam peralatan dan pakaian.

Tentukan label positif yang berlaku untuk audiens Anda dan gunakan bahasa yang memungkinkan mereka untuk memenuhi peran tersebut.

Baca juga: 32 Taktik Periklanan yang Efektif dalam Pemasaran

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang psikologi pembeli dan bagaimana hal ini mempengaruhi keputusan pembelian. Ada banyak faktor yang memengaruhi keputusan pembelian, termasuk emosi, faktor sosial, dan faktor psikologis. Bisnis yang ingin sukses harus memahami bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi perilaku konsumen mereka.

Pemasar dapat memanfaatkan pengetahuan tentang psikologi pembeli untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif. Namun, perlu diingat bahwa menggunakan strategi pemasaran yang berbasis pada psikologi pembeli juga memiliki risiko dan harus dilakukan dengan hati-hati.

Dalam kesimpulan, memahami psikologi pembeli adalah kunci untuk kesuksesan bisnis. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor psikologis, sosial, dan emosional mempengaruhi keputusan pembelian, bisnis dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan lebih baik.