Bagaimana Big Data Membantu Membangun Kota Pintar?

Konsep kota pintar atau smart cities telah sangat populer akhir-akhir ini, dan banyak kota sedang menuju daftar sebagai kota pintar. Kota-kota ini dipandang sebagai kota masa depan, dengan limbah yang lebih sedikit, polusi yang lebih sedikit, dan tentu masalah yg lebih sedikit.

Kota-kota ini juga dirancang untuk menghemat energi dalam jumlah besar untuk membantu menyelesaikan krisis listrik. Jadi pada dasarnya  konsep ini terdengar luar biasa. Namun, kenyataannya konsep tersebut belum diimplementasikan secara luas karena berbagai alasan.

Namun, Internet of Things (IoT) dan pengelolaan big data yag baik dapat membantu secara signifikan mengubah kota normal menjadi kota pintar. Melalui integrasi yang tepat dengan software dan hardware, sumber daya ini dapat mempercepat rencana pembangunan kota pintat. Namun tentu, ini tidak semudah kelihatannya dan ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan.

Baca juga : Keuntungan Menggunakan Artificial Intelligence pada Bisnis

Big Data & IoT Mengubah Kota Normal menjadi Kota Pintar

Ada beberapa kota di dunia yang dianggap sebagai smart cities karena kota ini telah mencapai parameter tertentu seperti lalu lintas dan manajemen lingkungan. Sebagai contoh, London dianggap sebagai kota pintar karena data terbuka dan teknologi.

Namun, salah satu kisah sukses utama konversi kota pintar adalah kisah kota Songdo, yang berlokasi di Korea Selatan. Terletak sekitar tujuh mil dari Bandara Incheon dan hanya 40 mil dari Seoul, yang berarti memiliki lokasi yang sangat strategis. Kota ini hanya memiliki luas 1500 hektar dan 40% di antaranya adalah lahan terbuka.

Misi pemerintah untuk membangun Songdo menjadi kota yang cerdas dan terhubung dengan baik dimulai pada tahun 2000,  bertahun-tahun sebelum konsep awal kota cerdas muncul. Diperkirakan $ 35 miliar akan dibutuhkan untuk merealisasikan hal ini.

Hari ini, Songdo sedikit lagi mencapai tujuannya dan menjadi salah satu kota paling cerdas di dunia. Cisco, yang telah berkolaborasi dalam misi ini, telah memastikan bahwa seluruh kota akan terhubung dengan baik dengan koneksi broadband dengan fiber optik canggih.

Kota ini diperkirakan memiliki 65.000 penduduk dan hampir 300.000 orang yang melakukan perjalanan ke kota tersebut setiap hari. Beberapa fasilitas yang akan dibanggakan kota ini adalah:

Penglolaan Limbah yang Mutakhir

Wadah sampah akan memiliki antarmuka berbasis kartu khusus, dan mereka hanya akan berfungsi ketika kartu chip digunakan untuk mengaksesnya. Nantinya penggunaan kartu tersebut menghasilkan data yang akan membantu Cisco dan pengambil kebijakan untuk secara efektif menentukan pola pembuangan dan menyarankan solusi terbaik.

Mereka juga telah merencanakan bahwa satu-satunya metode pembuangan sampah adalah penggunaan modul individual yang akan mengangkut limbah ke pabrik pengolahan dengan menyedotnya dari wadah. Dari sana, sampah akan diolah dan kemudian digunakan untuk memproduksi energi. Dengan demikian, peran truk sampah yang menghasilkan polusi udara akan dihilangkan.

Baca juga : Artificial Intelligence : Pengertian Beserta Pro dan Kontranya

Lalu Lintas lebih Baik

Setiap mobil akan memiliki tag RFID pada mereka, yang akan membantu dalam efisiensi manajemen lalu lintas. Tag RFID ini akan mengirim data ke unit pemantauan pusat, yang akan menganalisisnya dan mencoba meningkatkan mutu sistem lalu lintas. Orang-orang juga dapat menerima pembaruan angkutan umum di ponsel cerdas mereka setiap saat.

Lampu Jalan Pintar

Lampu jalan pintar yang dikendalikan oleh jaringan listrik pusat dapat menyesuaikan kecerahannya sesuai dengan jumlah orang di daerah tersebut. Ini akan memungkinkan kota menghemat energi dengan mematikan beberapa lampu di tempat-tempat di mana konsentrasi populasi rendah terdeteksi.

Penggunaan Data Mining

Data mining akan meningkatkan prosedur keamanan. Anak-anak akan memiliki gelang khusus yang akan melacak lokasi mereka dalam keadaan darurat.

Baca juga : Mengenal Apa itu Kernel dalam OS dan Berbagai Jenisnya

Pentingnya Penggunaan Big Data di Kota Pintar

Penggunaan big data dan IOT di kota pintar terbukti optimal dengan contoh adalah kota Songdo. Beberapa alasan lain pentingnya penggunaan big data dalam pembuatan kota pintar meliputi:

  • Banyak masalah dengan tempat parkir dapat dihilangkan. Sensor di tempat parkir akan menentukan tempat terbaik untuk kendaraan.
  • Masalah polusi bisa diatasi. Dengan menggunakan sensor di jalan-jalan di masa depan, akan mengirim data yang akan digunakan untuk mengontrol lalu lintas dan emisi dari kendaraan. Ini akan dilakukan dengan bantuan komputer terpusat yang akan memberi tahu polisi lalu lintas untuk mengalihkan lalu lintas ke daerah dengan tingkat kemacetan rendah sehingga mampu menurunkan konsentrasi emisi.
  • Memungkinkan konsumsi energi yang lebih efisien, karena Bumi akan menjadi dan tetap lebih bersih dan lebih hijau. Di Bristol, sebuah proyek sedang berlangsung untuk menghubungkan kota dengan jaringan IoT khusus yang akan memiliki konsumsi energi yang jauh lebih sedikit dan tentu lebih ramah lingkungan

Baca juga : Ingin Menjadi Pengembang Website? Pelajari 9 Hal Penting ini

big data kota pintar 2

Kemajuan Penerapan Konsep Kota Pintar

Sistem pengembangan yang digunakan di Songdo sekarang digunakan di seluruh belahan dunia untuk menciptakan kota pintar. Menurut sistem ini, pemerintah hanya perlu berkolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi baik pada sistem hardware dan software.

Pemerintah dapat menyediakan sumber daya, sementara penyedia teknologi akan berupaya menerapkan konsep tersebut. Banyak perusahaan seperti itu bekerja sama dengan berbagai pemerintah untuk meningkatkan berbagai aspek kota mereka seperti pembuangan sampah, pengurangan tindak kejahatan, penyediaan energi dan transportasi.

Baca juga : Ingin Adopsi Teknologi Terbaru Untuk Bisnis? Hindari 7 Kesalahan ini

Beberapa Tantangan untuk Konsep Kota Pintar

Banyak yang mengkritik gagasan kolaborasi IoT dan konsep kota pintar. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa konsep kota pintar adalah fantasi fiksi ilmiah dan tidak akan pernah mungkin terjadi. Selain itu, konsep ini masih memiliki beberapa tantangan besar:

Kerahasian Data

Kerahasiaan adalah salah satu tantangan utama yang harus diatasi. Perusahaan harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat untuk mencegah pencurian data dan untuk memastikan keamanan dan privasi warga yang tinggal di kota tersebut.

Tidak ada solusi mudah untuk masalah tersebut saat ini, tetapi pihak berwenang perlu mengembangkan standar, prinsip, dan nilai pengumpulan data. Metode pencegahan harus dilakukan untuk mencegah atau menangani kemungkinan pelanggaran kerahasiaan. Sudah ada banyak contoh pelanggaran data dan penyalahgunaan data di seluruh dunia. Pihak berwenang perlu belajar dari pelanggaran ini sebelum terjadi pada kota pintar yang sedang direncanakan.

Baca juga : 11 Aplikasi dan Fitur pada Google Chrome yang Memudahkan Anda

Pendanaan

Dana adalah kendala utama lainnya. Sangat mudah untuk menduga bahwa jika biayanya sekitar $ 35 miliar untuk Songdo pada tahun 2000, maka biaya untuk pengembangan skala penuh saat ini akan jauh lebih besar dari itu. Beberapa negara mungkin tidak memiliki sumber daya untuk menggunakannya.

Timbulnya Masalah Sosial

Banyak masalah mungkin muncul di negara-negara yang sedang berkembang, seperti berbagai masalah sosial. Karena biaya tinggi, jarak antara si kaya dan si miskin bisa melebar, dan bisa mengarah pada berbagai masalah sosial ekonomi.

Baca juga : Membahas Lebih Jauh Tentang Revolusi Industri 4.0 Secara Lengkap

Kesimpulan

Konsep kota pintar bukanlah konsep yang sangat baru, tetapi kontribusi big data dalam pembuatan kota pintar sangat besar. Aplikasi berbasis big data membuka dimensi baru dalam konsep kota pintar, jadi penggunaan big data yang tepat dapat merevolusi proyek kota pintar.

Namun, konsep ini telah dikembangkan dan dimodifikasi dengan berbagai cara agar sesuai dengan orang yang tinggal di dalamnya. Meskipun ada beberapa masalah besar dengan konsep ini, ini masih merupakan konsep yang memiliki banyak keuntungan jika diimplementasikan dengan benar, meskipun mungkin perlu waktu untuk digunakan dalam skala luas.